oleh

Gleison Bremer Akui Dirinya Idolakan Virgil van Dijk

Di tengah kabar adanya ketertarikan dari Liverpool, bek Torino Gleison Bremer mengakui dirinya sangat mengagumi Virgil van Dijk. Bremer bergabung dengan Torino sejak tahun 2018 lalu. Il Toro adalah klub kedua dalam karier sepak bola profesionalnya setelah Atletico Mineiro.

Di musim pertamanya, ia cuma jadi ban serep saja. Ia lebih banyak mengawasi penampilan rekan-rekannya dari bangku cadangan. Baru pada musim berikutnya, 2019-20, Bremer mendapat kesempatan bermain secara reguler. Bek 25 tahun itu pun akhirnya menarik perhatian sejumlah tim besar Eropa.

Salah satu tim yang kabarnya tertarik pada Gleison Bremer adalah Liverpool. Sekarang ini The Reds sudah punya banyak stok bek tengah. Ada Virgil van Dijk, Joel Matip, Ibrahima Konate sang rekrutan baru, dan Joe Gomez. Nama terakhir ini yang santer disebut bakal cabut dari Anfield.

Pasalnya sekarang ini lebih sering jadi pilihan ketiga Jurgen Klopp untuk mendampingi Van Dijk. Klopp lebih suka memainkan Konate jika Matip diistirahatkan.

Jika Gomez cabut, akan ada posisi lowong di lini belakang. Maka di situlah Bremer akan datang.

Di tengah kabar ketertarikan Liverpool kepadanya, Gleison Bremer seakan memberikan isyarat siap merapat ke Anfield. Sebab ia mengaku sangat kagum pada Virgil van Dijk.

Ia mengaku sebenarnya sangat kagum pada eks bek timnas Brasil, Lucio. Tapi sekarang ia sangat terkesan pada kemampuan yang dimiliki Van Dijk.

“Saya selalu menyukai Lucio, tetapi mengingat bek kontemporer, saya pikir Virgil van Dijk sangat kuat,” ungkapnya pada DAZN.

“Ia mengalami cedera serius, tetapi ia memiliki segalanya: kekuatan fisik, kualitas, [penempatan] posisi,” sambung Bremer.

Sayangnya jika memang Liverpool ingin merekrutnya, sepertinya akan ada masalah yang terjadi. Pasalnya Gleison Bremer mengaku dirinya lebih suka bermain dalam formasi tiga bek di belakang, yang berbeda dengan skema main The Reds tentunya.

“Saya lebih suka pertahanan tiga orang karena itu sejalan dengan sistem yang saya gunakan untuk diri saya sendiri. Saya telah belajar bagaimana menggunakan kepala saya di lapangan,” serunya.

“Ini bukan kualitas alami, Anda harus mempelajarinya. Anda perlu memahami kapan waktu yang tepat untuk menekan dan kapan Anda perlu melacak kembali bola,” terangnya.

“Anda tidak hanya bermain dengan kekuatan atau intersepsi. Ini lebih kompleks. Anda juga perlu mengenal lawan Anda dengan baik. Jika striker itu lambat, Anda harus tetap dekat dengannya dan mencoba untuk mendapatkan bola di depannya,” seru Bremer.