oleh

Thiago Alcantara, Anak Emas Haus Pembuktian

Thiago Alcantara akhirnya memilh untk berlabuh ke Bayern Munich di bursa transfer musim panas ini, setelah sebelumnya santer dikabarkan akan bergabung ke klub Liga Primer Inggris, Manchester United.

Siapa Thiago Alcantara? Mengapa ia diperebutkan oleh dua klub raksasa Eropa tersebut? Untuk menjawab itu, www.news7up.com akan menyajikan profil singkat pemain tim nasional Spanyol didikan Barcelona ini.

Bibit talenta sepakbola Thiago Alcantara sebenarnya sudah dapat dilihat dari siapa ayahnya, yaitu Mazinho yang merupakan salah satu pemain timnas Brasil yang menjuarai Piala Dunia 1994, .

Lahir di Italia pada tahun 1991 di San Pietro, Thiago langsung terbang kembali ke Brasil karena harus mengikuti sang ayah yang bermain untuk klub kota Sao Paulo, Palmeiras. Namun, pada usia lima tahun, ia harus kembali ke Eropa, lebih tepatnya ke Spanyol. Di Tanah Matador itulah petualangan Thiago bersama sepakbola di mulai, di mana ia masuk ke tim akademi Ureca dan Kelme.

Lima tahun berselang lagi-lagi ia berpindah negara dan kali ini dia kembali ke Brasil. Ia masuk ke tim akademi Flamengo di Rio de Janeiro. Ia mengasah kemampuannya di negeri Samba selama empat tahun sebelum ayahnya hengkang ke Valencia dan membuat dia harus kembali ke Spanyol.

Di Spanyol ia bergabung dengan Nigran FC dan potensinya telah tercium di sana sehingga ia menjadi buruan beberapa klub Spanyol. Namun, pada akhirnya ia memilih untuk berlabuh ke tim akademi Barcelona, La Masia.

Spanyol
THIAGO ALCANTARA
GELANDANG | SPANYOL

STATISTIK KLUB MUSIM 2012/13
Penampilan 36
Gol 3
Assist 0
STATISTIK INTERNASIONAL
Caps Senior (gol) 3 (0)
Caps U-21 (gol) 21 (6)
Caps U-19 (gol) 11 (4)

Kemampuan sepakbola yang telah diasah di Brasil dan Spanyol tampaknya membuat performa Thiago menarik perhatian. Dengan polesan ala La Masia, ia mampu tampil tenang dengan bola di kakinya, dan ia juga tidak segan meminta bola meskipun dalam penjagaan ketat. Insting menyerangnya pun sangat baik, ia mampu mencari dan memanfaatkan ruang, mampu melewati lawan dengan gocekannya dan, yang terpenting, ia juga mampu mencetak gol.

Meski demikian, kemampuannya dalam bertahan masih perlu diasah lagi. Faktor fisiknya yang terbilang kecil di Eropa, membuat ia cukup kesulitan ketika harus melakukan marking ke lawannya. Namun, ia cukup mampu menunjukkan kualitasnya dalam bertahan di musim 2012/13, terutama dalam hal tekel di mana ia melakukannya dengan sempurna sebanyak 33 kali dalam 43 percobaan. Tampaknya masih ada sedikit darah Italia di dalam tubuhnya.

Dengan banyaknya peran yang dapat ia mainkan, Thago dengan cepat menembus berbagai level usia hingga pada usia ke-16, ia sukses menembus skuat senior dengan bergabung ke skuat Barcelona B di divisi tiga, di mana pelatih saat itu adalah Pep Guardiola.

Thiago tampil menawan dan berkembang dengan pesat bersama tim Barcelona B. Bakat itu akhirnya juga tercium di level internasional. Ia kemudian menjadi pemain andalan timnas Spanyol pada Euro 2008 U-17 dan menjadi bintang di turnamen tersebut setelah mengantar La Roja junior menggapai juara untuk pertama kalinya sejak enam tahun dan juga mengemas tiga gol.

Karir Thiago terus menanjak, meski sempat mengalami cedera selama tiga bulan di awal musim 2008/09, ia akhirnya mendapatkan kesempatan menjalani debut di skuat utama Barcelona. Ia menjadi pemain pengganti saat Blaugrana menghadapi Mallorca pada Mei 2009. Di akhir musim, ia kembali masuk ke timnas Spanyol, yang kali ini berlaga di Euro U-19.

Thiago Alcantara bersama trofi Kejuaraan Eropa U-21 2013.

Di musim 2009/10, Thiago tetap menjadi reguler di Barcelona B [yang telah naik ke Divisi Segunda Liga Spanyol] dan sesekali memperkuat Barcelona utama sebagai pemain pengganti. Ia mencetak gol pertamanya di skuat utama di musim ini ketika Blaugrana mengalahkan Racing Santander dengan skor 4-0.

Di awal musim 2010/11 Thiago diberi hadiah perpanjangan kontrak dengan durasi hingga 2015 oleh manajemen Barcelona, dan performa konsistennya membuat dia resmi dipromosikan ke skuat utama untuk musim berikutnya. Tetapi musim 2012/13 di mana ia jarang mendapatkan kesempatan bermain di bawah asuhan pelatih Tito Vilanova.

Meski jarang mendapatkan kesempatan bermain sebagai starter di klub, bintangnya tidak redup. Ia tampil gemilang di level internasional, pada ajang Euro U-21 ia mengantarkan timnas Spanyol meraih gelar juara dan menjadi pemain terbaik turnamen.

Sedikitnya kesempatan di Camp Nou membuat Thiago mencari klub baru, dan pilihannya jatuh ke Bayern, di mana ia reuni dengan Pep Guardiola. Meski demikian, kualitas pemain berusia 22 tahun tersebut akan kembali diuji di sana. Kali ini tidak akan ada lagi pemain-pemain seperti Andres Iniesta dan Xavi Hernandez yang menemaninya di lini tengah.

Thiago memang memiliki potensi untuk menjadi salah satu pemain terbaik di dunia, dan hengkang dari Barcelona mungkin dapat menjadi salah satu opsi untuk dapat membuktikan hal tersebut.