Status raja sepakbola di Indonesia jadi taruhan saat Persib Bandung dan Persipura Jayapura bentrok di Stadion Jakabaring, Palembang, Jumat (7/11) besok pada final Indonesia Super League 2014.
Performa Maung dan Mutiara Hitam musim ini memang jempolan. Persipura bahkan sanggup berbicara banyak di Piala AFC sebelum langkah mereka terhenti di semi-final sementara performa Persib terbilang stabil bahkan cenderung menanjak di delapan besar. Saat itu sang Pangeran Biru hanya sekali menelan kekalahan dari Pelita Bandung Raya pada laga yang tak lagi mengganggu status Maung sebagai penguasa grup.
Kemenangan indah atas Arema Cronus di semi-final menghadirkan euforia besar bagi Bobotoh yang siap membirukan Jakabaring hingga Persib terasa berada di atas angin.
Sejatinya kondisi serupa ikut menghampiri Persipura. Mutiara Hitam lolos dari lubang jarum di babak delapan besar bahkan berbalik menjadi penguasa grup di laga pamungkas. Dengan kata lain kedua tim menatap duel puncak dengan sama-sama menghirup atmosfer terbaik.
Berbicara rekor pertemuan, sejak 2004 Mutiara Hitam ternyata lebih banyak mencatat kemenangan atas Persib. Dari 12 pertandingan, Persipura menang tujuh berbanding satu milik Persib dan empat laga lainnya berakhir seri.
Satu-satunya kemenangan yang sanggup dirangkai Persib terjadi satu dekade lalu pada 2004 dengan skor 1-0 dan sejak saat itu pula Maung tak kuasa mengungguli Persipura.
Sementara itu, dari tujuh kemenangan yang ditorehkan Persipura, satu di antaranya diciptakan di markas Maung yang terjadi pada April 2012 dengan skor tipis 1-0 melalui gol penalti Beto.
Mutiara hitam juga menguasai sektor produktivitas gol ketika bentrok dengan Persib. Sejak 2004, secara total mereka sukses menggetarkan jala gawang Persib 20 kali yang hanya berbalas tujuh.
Catatan pertemuan cukup menguntungkan Persipura namun euforia dan semangat menggunung Maung bisa jadi faktor krusial. Mana menang?