oleh

Sisa Pertandingan Liga Europa Digelar di Jerman

JAKARTA – Union of European Football Associations (UEFA) memutuskan pertandingan 16 besar Liga Europa Sevilla melawan AS Roma dan Inter Milan versus Getafe akan digelar hanya dengan satu pertandingan di venue netral di Jerman.

Sisa musim 2019–2020 di kompetisi Eropa—termasuk Liga Champions yang semua digelar di Lisbon—harus dikurangi dan disederhanakan akibat pandemi corona, yang sempat menghentikan sementara sepak bola di seluruh benua itu selama 3 bulan.

Menurut laporan Mundo Deportivo yang dikutip Football Espana pada Kamis (18/6/2020), dua laga fase knock out Liga Europa itu hanya akan menjadi satu pertandingan yang dimainkan di tempat netral pada 5 atau 6 Agustus, dengan sisa kompetisi dimulai pada 10 Agustus.

Dua pertandingan sedianya dijadwalkan berlangsung pada pertengahan Maret lalu, tetapi terpaksa ditunda karena wabah pandemi di Italia dan Spanyol.

Koln sekarang akan menjadi tuan rumah final tahun ini pada 21 Agustus dan menjadi salah satu dari empat kota di Jerman yang menjadi tuan rumah bagi semua sisa pertandingan Liga Europa bersama Gelserkirchen, Dusseldorf, dan Duisburg.

Pada saat bersamaan UEFA juga memutuskan semua sisa pertandingan Liga Champions Eropa digelar di Lisbon, ibu kota Portugal, termasuk laga final yang semula direncanakan berlangsung di Istanbul, Turki.

Di antara 16 pertandingan dua leg babak 16 besar Liga Europa, laga Roma versus Sevilla dan Inter Milan versus Getafe adalah yang sama sekali belum memainkan leg pertama dan kini diputuskan digelar hanya satu leg.

Sebanyak 12 tim lainnya telah memainkan enam laga leg pertama pada Maret saat-saat akhir menjelang semua kompetisi dihentikan akibat corona, yakni Basaksehir 1 vs Kopenhagen 0, Olympiakos 1 vs Wolverhampton 1, Rangers 1 vs Bayer Leverkusen 3, Wolfsburg 1 vs Shakhtar Donetsk 2; Eintracht Frankfurt 0 vs Basel 3, dan LASK vs Manchester United 5.

Sevilla merupakan pemegang rekor terbanyak juara kompetisi antarklub Eropa level kedua setelah Liga Champions ini. Klub Andalusia itu menjuarainya pada musim 2005–2006, 2006–2007, 2013–2014, 2014–2015, 2015–2016, tiga yang terakhir secara beruntun di bawah arahan pelatih Unai Emery.