Berita Sepak Bola Terpercaya

#SaveEvanDimas, Evan Dimas Hanya Sebagai Alat Promosi

news7up.com – Tak terasa sudah berjalan seminggu Evan Dimas Darmono berada di Spanyol. Ia sudah tiba di Negeri Matador sejak, Rabu (3/2) pagi pukul 10.05 waktu setempat. Selama tujuh hari itu, berita tentang Evan Dimas menjamur di sejumlah media massa yang ada di Indonesia. Tak hanya itu, Evan juga rajin nongol di akun twitter dan website La Liga.
Hanya saja kegiatan yang dijalani Evan selama sepekan ini, jarang berhubungan dengan lapangan hijau. Coba Anda baca di sejumlah media massa, atau tengok di media sosial lainnya? Apakah ada berita atau foto yang memperlihatkan Evan Dimas berlatih bersama tim Espanyol B? Tidak ada. Sampai dengan saat ini, hal itu belum terjadi.

Dari akun twitter dan instagram pribadinya, kita akan lihat foto Evan ber-selfie ria dengan sejumlah pemain Espanyol B. Pesepakbola berusia 20 tahun ini juga menyaksikan Espanyol B berlatih di Ciutat Esportiva Dani Jarque. Bak foto model, Evan mejeng di tribun stadion. Sesuatu yang sebenarnya lumrah dilakukan oleh suporter, bukan seorang Evan yang notabene seorang pesepakbola.

Evan juga diajak melihat tim utama Espanyol bertanding kontra Real Sociedad di RCDE Stadium. Kali ini ia mejeng bersama pejabat kedutaan Indonesia di Spanyol. Evan juga berubah. Ia kini cukup aktif di media sosial. Padahal sebelumnya Evan nggak begitu-gitu amat. Kalau boleh dibilang, kegiatan yang dilakoninya lebih mirip aktivitas seorang plesir daripada pesepakbola.

Dalam situs resmi La Liga disebutkan bahwa Evan akan mulai berlatih bersama tim Espanyol B pada, Selasa (9/2) kemarin. Nyatanya, Evan hanya melakoni dua kali aktivitas di pusat kebugaran, dan sekali jogging di tepi lapangan tempat Espanyol B berlatih. Sudah. Itu saja. Tidak ada sesi berlatih bersama dengan Espanyol B seperti yang digembor-gemborkan oleh promotor.

Rasanya pemberitaan mengenai Evan Dimas di Spanyol sudah berlebihan dan menjurus ke arah yang tidak jelas. Maksudnya, Evan kan berangkat atas dasar development program yang dirancang oleh La Liga. Asumsinya, Evan akan berlatih dan berlatih di Spanyol. Jika Evan dirasa layak main di Eropa, maka itu bisa membuka peluangnya gabung klub tetangga FC Barcelona ini.

Namun dari apa yang kita lihat selama ini, Evan seolah-olah tengah rekreasi ke negeri yang bertetangga dengan Portugal ini. Mungkinkah Evan sekadar menjadi objek bisnis dari pihak-pihak yang berkepentingan? Sebab, indikasi ke arah itu sudah terpampang jelas. Jika kita berpikir menggunakan logika manajemen public relation, maka kegiatan Evan selama sepekan ini mencerminkan bahwa dia hanya alat promosi belaka.

Tidak. Jangan menyalahkan Evan atas hal ini. Karena saya yakin Evan juga tak tahu jika akan melakoni kegiatan yang jauh dari fitrahnya sebagai pemain sepakbola. Sederhananya, Evan hanya menerima undangan untuk ‘study’ di Spanyol bersama Espanyol B selama 105 hari. Evan, mungkin, juga tak paham secara detail program yang akan ia jalani selama berada di RCD Espanyol. Apalagi klausul kontrak yang disodorkan kepadanya menggunakan Bahasa Inggris. Sedangkan saya tahu sendiri bahawa Arek Suroboyo satu ini masih terbata-bata berbahasa Inggris.

Si pemberi dan penyalur undangan-lah yang seharusnya bisa mengklarifikasi masalah ini. Mereka harus bisa menjelaskan dimana letak implementasi dari development program La Liga, jika Evan hanya menjalani kunjungan kesana-kemari bak seorang turis. Dimana janji-janji manis bahwa karier Evan akan terselamatkan jika ia menerima tawaran program ke Espanyol ini.

Saya akhirnya berfantasi seperti ini; Setelah masa belajarnya selesai, Evan akan pulang ke Indonesia. Namun ia tak pulang sendirian, sebab rombongan Espanyol juga akan datang untuk menjalani tur. Dan di tur itulah Espanyol akan memainkan Evan di sebuah pertandingan kontra tim dari Indonesia. Dengan ‘menjual’ propaganda bahwa Evan adalah bagian dari Espanyol, besar kemungkinan pertandingan ini akan menyedot banyak penonton. Keuntungan besar pun bisa diraup. Moga-moga saja hal itu tidak terjadi. Jangan ada pihak-pihak yang ingin memancing keuntungan sepihak, dengan menjadikan Evan Dimas sebagai umpannya.

Save Evan Dimas. Setelah menjalani seminggu hanya untuk promosi, sekarang beri Evan Dimas ruang untuk bernafas. Jauhkan Evan Dimas dari pemberitaan yang sifatnya justru sportainment, bukan pure sport. Biarkan Evan Dimas untuk menjalani rutinitasnya sebagai seorang pesepakbola. Fokus dan konsentrasi dengan si kulit bundar. Jika Evan sukses direkrut Espanyol, kita sendiri yang bangga, bukan?

Exit mobile version