oleh

Persija Dalam Bahaya

 

news7up.com – Persija Jakarta dalam bahaya. Berada satu strip di atas tim juru kunci Persidafon Dafonsoro, bisa dibilang jadi pencapaian terburuk klub berjuluk Macan Kemayoran tersebut dalam beberapa tahun terakhir di gelaran kompetisi Indonesia Super League (ISL).

Awam kelam memang telah terlihat sebelum kompetisi ISL musim 2012/2013 digelar. Krisis finansial yang membuat Persija ditinggal beberapa pilar utama, menjadi gambaran tim besutan Iwan Setiawan. Dan benar saja, apa yang dialami Persija diawal musim memberikan imbas besar pada laga-laga awal klub berkostum oranye tersebut.

Sampai laga ketujuh yang sudah dilalui, Persija terjun bebas ke posisi 17 klasemen sementara. Empat kali tumbang, dua kali imbang, dan hanya mampu sekali meraih kemenangan membuat Persija baru meraup lima angka. Jumlah tersebut bersilisih satu angka dari Persidafon yang ada diposisi buncit klasemen sementara.

Hasil buruk tersebut membuat banyak pihak bertanya-tanya. Apakah hengkangnya beberapa pemain utama menjadi penyebat? Atau ada faktor lain yang membuat klub kesayangan The Jakmania tersebut, ada dititik tersulit dibeberapa musim terakhir seperti saat ini.

“Saya juga tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Kalau dibilang tim ini kehilangan banyak pemain utama, saya rasa tidak juga. Kalau tim ini dibilang banyak diisi pemain-pemain muda yang minim pengalaman, saya juga tidak terlalu sepakat dengan hal tersebut,” ungkap Iwan.

Jika dibedah skuad asuhan Iwan, memang masih banyak pemain-pemain syarat pengalaman didalamnya. Dari posisi penjaga gawang, ada nama Galih Sudaryono. Di barisan pertahanan, memang ada muka baru seperti Syahrizal dan Mumin Aliyansyah. Tapi itu sebagian kecil, karena Persija tetap di isi Fabiano Beltrame, Ismed, dan Ngurah Wahyu.

Sementara di tengah, Robertino Pugliara, Anindito Wahyu, Johan Juansyah masih jadi pilihan terbaik. Sementara untuk lini depan, nama Pedro Javier dan Rahmat Affandi disokong tenaga baru dari Korea Selatan seperti Park Kyeong Min. Jika kekuatan tersebut yang ada, tidak seharusnya Persija terseok-seok sampai sejauh ini.

Persija pun bukan langsung jeblok diawal pertandingan. Macan Kemayoran, adalah tim yang memiliki ketajaman tinggi diawal-awal jalannya pertandingan. Lima dari tujuh laga yang dimainkan, Persija selalu unggul lebih dulu. Tapi diakhir laga, klub yang musim lalu duduk diposisi lima klasemen akhir selalu dibuat gigit jari.

Kondisi tidak mengenakan bagi Persija sebenarnya sudah terjadi diawal kompetisi. Menjamu Persisam Putra Samarinda, (6/1), Persija yang unggul lebih dulu lewat aksi Pedro, dipaksa berbagi angka saat skor akhir berkesudahan, 1-1.

Hal serupa kembali terjadi saat Sriwijaya FC (SFC) menjamu Persija, (2/2). Unggul lebih dulu lewat Rahmat Affandi, Macan Kemayoran malah dipermak Ponaryo Astaman dkk, 1-4. Adapun kejadian ketiga, ketika Pelita Bandung Raya (PBR) yang menjamu Persija, (5/2). Persija dipaksa menyerah, 2-3, ketika Kyeong Min membuat Persija memimpin.

Begitu pun ketika Persija ditahan Gresik United, 2-2, Selasa (12/2). Persija lebih dulu unggul lewat aksi Pedro dan Kyeong Min. Akan tetapi lemahnya mental tim dalam menguasai laga dikala unggul kembali terjadi. Ketika Gresik United, mampu menyamakan kedudukan lewat aksi Park Chul Hyung dan Aldo Barreto.

Yang terakhir, giliran Arema Indonesia yang membuat Persija tertunduk lesu, (16/2). Pedro lagi-lagi membawa Persija unggul lebih dulu, namun dewi fortuna seperti kembali enggan menghampiri Macan Kemayoran ketika Keith Kayamba Gumbs dan Alberto ‘Beto’ Goncalves membuyarkan keunggulan Persija.

“Di awal kompetisi, Persija sepertinya punya potensi tampil beda dengan tim anak-anak muda. Sayang saat kondisi tim mulai komplit, mereka justru bermasalah dengan mental dan fisik. Tidak konsisten, mungkin pola latihannya berbeda dari sebelumnya,” tutur Benny Dollo, yang juga sempat menukangi Persija pada musim 2009/2010 tersebut.

Lima Laga Persija Saat Mampu Unggul Lebih Dahulu:

(6/1) Persija (1) vs (1) Persisam Putra Samarinda Pedro Javier ( ’25/ Persija) – Lancine Kone (’64/ Persisam)

(2/2) Sriwijaya FC (4) vs (1) Persija
Hilton Moreira (’44), Foday Boakay (’47, ’64, ’81/ Sriwijaya FC) – Rahmat Affandi (‘41/Persija)

(5/2) Pelita Bandung Raya (PBR) (3) vs (2) Persija Nemanja Obric (’20), Gaston Castano (’45), M. Arsyad (’88/ PBR) – Park Kyeong Min (’16), Rahmat Affandi (‘75/ Persija)

(12/2) Persija (2) vs (2) Gresik United
Pedro Javier (’53), Park Kyeong Min (‘55/ Persija) – Park Chul Hyung (’68), Aldo Barreto (‘75/ Gresik United)

(16/2) Persija (1) vs (2) Arema Indonesia Pedro Javier (‘3/ LPersija) – Keith Kayamba Gumbs (’10), Beto Goncalves (‘35/ Arema)