oleh

Pantaskah Paul Pogba Dilabel Pemain Termahal Dunia

Pantaskah Pogba Jadi Pemain Termahal?

news7up.com – Prancis maju ke final Piala Eropa 2016 dengan kemenangan 2-0 atas Jerman, Jumat dini hari 8 Juli 2016. Skuat Didier Deschamps bermain impresif dalam serangan balik, disertai keberhasilan Antoine Griezmann mencetak dua gol yang membuatnya menjadi top scorer Piala Eropa 2016.

Salah satu pusat perhatian dalam duel seru Jerman vs Prancis, adalah gelandang 23 tahun Prancis yang sedang diburu Manchester United. Klub kaya tersebut siap menjadikannya pemain termahal di dunia, dengan menyodorkan tawaran £100 juta pada Juventus.

Pogba dikabarkan tidak tertarik kembali ke klub yang menyia-nyiakan talentanya empat tahun silam. Dia lebih memilih Real Madrid, yang sayangnya ragu menggelontorkan dana besar untuk Pogba. Setelah membantu Prancis mengalahkan Jerman, apakah Pogba layak mengemban status pemain termahal?

Dilansir dari Sunsport, berikut ini analisa penampilan Pogba mulai dari temperamen, kerja sama tim, dan ketajaman mencetak golnya:

Temperamental

Pogba tampil tenang, bahkan saat pemain-pemain Jerman menerapkan pendekatan kasar, untuk menghentikan pergerakannya. Seniornya di timnas Prancis, Zinedine Zidane, terbukti tidak dapat menahan kesabaran dengan insiden tandukannya pada Marco Materazzi di Piala Dunia 2006.

Bermain di Premier League yang banyak mengandalkan fisik dan trik, ketenangan adalah faktor penting yang dibutuhkan seorang pengatur serangan. Pogba tak bakal mudah terpancing emosi, yang bisa mengganggu penampilan di laga penting.

Kerja sama tim

Pogba selalu mengedepankan kesuksesan tim ketimbang, walau itu membuatnya tidak memperoleh kesuksesan individual. Dia mundur ke lini pertahanan, setiap kali full back Prancis melakukan serangan dari sayap. Operannya pada Olivier Giroud di awal babak kedua, memperlihatkan kualitasnya.

Sayang tidak menjadi gol, karena striker Arsenal itu tidak mampu mengontrol bola dengan baik. Kemudian, Pogba membuat bek Jerman Shkodran Mustafi mengejar bayangan, yang menjadi kunci gol kedua Antoine Griezmann.

Ketajaman mencetak gol

Pogba mengeksekusi tendangan bebas dengan sangat baik di babak pertama, walau belum dapat menaklukkan Manuel Neuer. Namun, itu dapat dimaklumi, karena dia menghadapi salah satu kiper terbaik di dunia, yang dua kali menggagalkan eksekusi penalti Italia di perempatfinal.

Pogba sudah mencetak banyak gol, namun gol sepertinya merupakan capaian individual yang tidak menjadi prioritasnya. Dia lebih senang mengatur serangan, yang membantu timnya memenangkan pertandingan dan justru semakin membuat tinggi penilaian positif terhadapnya.