oleh

Leicester City Resmi Pecat Claudio Ranieri

Sembilan bulan setelah mengantar Leicester City menjuarai Premier League, Claudio Ranieri dipecat. Bagaimana kinerjanya di Leicester?

Ranieri diberhentikan dari posisinya sebagai manajer Leicester pada hari Jumat (24/2/2017) dinihari WIB. Berakhir sudah petualangan The Tinkerman, si tukang utak-atik, bersama ‘Si Rubah’ pada angka 81 pertandingan dari Juli 2015 sampai Februari 2017.

Dari total 81 pertandingan di seluruh ajang tersebut, Ranieri mempersembahkan 36 kemenangan, 22 hasil seri, dan 23 kekalahan — sebuah persentase kemenangan sebesar 44,44%.

Terselip dalam statistik itu, tentu saja, adalah keberhasilan peracik taktik asal Italia berusia 65 tahun tersebut mengantar The Foxes menjuarai Premier League musim lalu yang juga menjungkalkan semua prediksi di awal musim.

Pemecatan Ranieri sendiri, terlepas dari perdebatan pro-kontra, terjadi setelah Leicester terpuruk dalam mengarungi Premier League musim ini. Dari 25 pertandingan, Riyad Mahrez cs baru punya 21 poin. Jumlah itu cuma terpaut satu angka dari zona merah yang juga berada tepat di bawah Leicester yang kini menempati posisi 17.

Leicester adalah juara bertahan dengan raihan poin paling sedikit usai 25 laga di bawah Ipswich (1963, 24 poin), Aston Villa (1982, 27 poin), Liverpool (1924, 28 poin), dan Sheffield United (1899, 29 poin).

Pencapaian Leicester setelah 25 partai Premier League musim ini jadi kian buruk ketika membandingkannya dengan periode yang sama musim lalu.

Leicester dua musim terakhir usai 25 laga liga

Musim Posisi Poin Menang Kalah Gol Kebobolan
2015-16 1 53 15 2 47 27
2016-17 17 21 5 14 24 43

Saat menjuarai Premier League lalu, Leicester bahkan cuma kalah tiga kali sepanjang musim. Musim ini mereka telah tunduk 14 kali di ajang itu — nyaris tiga kali lipat!

Leicester 2015-16 vs Leicester 2016-17

Poin per pertandingan Tembakan per pertandingan Clean sheet Kekalahan
2015-16 2,1 (81 dari 38) 13,8 (posisi tujuh di liga) 15 3 (dari 38)
2016-17 0,8 (21 dari 25) 10,8 (posisi 14 di liga) 5 14 (dari 25)

Statistik berikut ini sekaligus merangkum perjalanan Ranieri bersama Leicester di Premier League:

Total 63 pertandingan: 28 menang, 18 seri, 17 kalah. 1 titel Premier League

Berikut ini merupakan fakta-fakta menarik di balik pemecatan pelatih bertangan dingin tersebut:

1. Ditusuk dari belakang?
Pemecatan Claudio Ranieri sangat mengejutkan banyak pihak. Sebab keputusan diterbitkan hanya 16 hari setelah manajemen menyatakan dukungannya terhadap pelatih asal Italia itu. Sebelumnya, manajemen The Foxes berjanji akan tetap mendukung Ranieri dan tetap berada di belakangnya meski tengah tertekan.

2. Bukan yang pertama
Nasib yang dialami Ranieri bukan hal yang baru di Liga Inggris. Sebelumnya, tiga pelatih yang sukses membawa timnya juara harus mengakhiri kontraknya lebih cepat. Mereka adalahh Roberto Mancini, Sir Alex Ferguson, dan Jose Mourinho. Mancini dipecat pada tahun 2013 setelah membawa Manchester City juara pada 2011-12.

Sementara Ferguson memutuskan mundur dari jabatannya pada tahun 2013. Padahal musim sebelumnya, pelatih asal Skotlandia itu baru saja membawa Setan Merah merebut gelar juara Premier League. Sementara, Jose Mourinho juga dipecat Desember 2015 setelah musim sebelumnya membawa Chelsea juara.

3. Jurang Degradasi
Ranieri dipecat setelah Leicester City mengalami tujuh kekalahan dari sembilan laga terakhir yang mereka lalui di semua level kompetisi. Leicester bahkan harus terusir dari FA Cup setelah minggu lalu kalah dari tim kasta ketiga Millwall. Saat ini, Leicester masih terpuruk di urutan ke 17 dengan 21 poin dari 25 pertandingan.

4. Kurang dari Setahun
Masa tugas Claudio Ranieri tidak sampai setahun usai berhasil mengantar Leicester City mengukir sejarah dengan menjuarai Premier League musim lalu. Hingga dipecat, pengabdian Ranieri hanya mencapai 298 hari.

5. Rekor Leicester bersama Ranieri
Selama menukangi Leicester City, Ranieri telah memimpin dalam 81 pertandingan di semua level kompetisi. Dari semua duel tersebut, Leicester memenangkan 36 di antaranya, 22 kali seri, dan 23 kali mengalami kekalahan.