oleh

Jurgen Klopp Menyukai Duel Dalam Sepakbola

Bos Borussia Dortmund Jurgen Klopp mengagumi Arsene Wenger namun dia menegaskan lebih memilih gaya sepakbola ‘heavy metal’ BVB ketimbang aksi ‘orkestra’ Arsenal.

Dortmund saat ini menempati peringkat kedua Bundesliga, terpaut satu poin dari Bayern Munich dan masih bersaing ketat di Liga Champions bersama Arsenal dan Napoli.

Setelah sukses meraih kemenangan di Emirates Stadium, pertengahan pekan ini Klopp akan bertemu lagi dengan the Gunners dan dia mengaku ‘senang’ dengan filosofi Wenger tetapi lebih memilih ‘gaya keras’ Inggris di mana semua orang mau bertarung memperebutkan bola.

Klopp melanjutkan projek bersama Borussia Dortmund

“Wenger memang spesial, saya menyukainya. Dia adalah Sir Arsene Wenger. Dia seperti ‘halo (memperagakan orang bersalaman)’. Saya seperti ini,” kata Klopp pada reporter.

“Tetapi dia gemar menguasai, memainkan, mengoper bola… seperti orkestra,” imbuhnya sambil memperagakan orang bermain biola. “Tetapi ini musik tenang, saya lebih menggemari heavy metal. Saya selalu ingin terdengar keras.”

“Saya menyukai filosofi Arsenal tetapi tidak bisa menerapkannya karena saya berbeda. Jika Anda melihat saya di sisi lapangan, saya bahkan merayakan ketika tim bisa menekan lawan dan bola keluar lapangan.”

“Untuk menikmati bola Anda harus seperti ini; kita bisa menang, kita bisa menang, tiang gawang, penyelamatan kiper. Sepakbola seperti itu yang saya gemari. Jika dalam empat tahun terakhir Barcelona jadi tim pertama yang saya lihat ketika berusia empat tahun – dengan kemenangan 5-0, 6-0 – saya akan memilih tenis.”

“Saya tidak suka mencatat 80 persen penguasaan bola, maaf bagi saya ini tidak cukup. Saya suka duel dalam sepakbola, bukan ketenangan. Inggris bagi Jerman adalah; hujan, lapangan berat, 5-5, muka semua orang kotor dan pulang ke rumah hingga tidak bisa bermain dalam beberapa pekan ke depan.”

Selalu ingin mengalahkan tim kaya.

Klopp kemudian mengaku mendapat beberapa tawaran untuk meninggalkan Dortmund musim panas lalu namun dia menegaskan hanya tertarik memperpanjang projek dengan finalis Liga Champions itu.

“Beberapa klub tertarik, Anda pasti tahu, klub ini beberapa kali mengganti pelatih musim lalu,” lanjutnya.

“Kami ingin Dortmund bisa bersaing melawan tim-tim hebat. Tidak mungkin kami menjadi tim terbaik dalam 50 tahun ke depan seperti Bayern Munich atau Barcelona. Dortmund masih butuh banyak hal.”

“Tetapi hal paling menarik adalah kami masih diperhitungkan bisa mengalahkan tim terbaik di dunia sekalipun. Anda selalu ingin menghajar tim kaya. Apa yang kami lakukan dalam lima tahun terakhir adalah mencatat sejarah, sejarah yang akan dibicarakan semua orang hingga 100 tahun ke depan.”

“Saya bisa saja pergi dan melakukannya bersama tim lain, tetapi saya sudah memulai bersama Dortmund dan punya kesempatan membawa tim ke fase berikutnya.”

Sepakbola orkestra? Tidak, Heavy Metal!

Pelatih berusia 46 ini menyadari Dortmund bukan tim terbaik di dunia namun percaya kerja keras, berlari lebih jauh dari lawan dan memberikan yang terbaik bisa menipiskan jarak.

“Saya sosok emosional, apa yang saya cintai pasti saya kerjakan sepenuh tenaga,” imbuhnya. “Saya bekerja untuk mendapat keadilan, ini poin penting. Memang tidak ada garansi Anda bisa mewujudkan semua mimpi tetapi dengan mengerahkan segenap tenaga Anda bisa meraih sesuatu.”

“Jika Anda tidak bekerja maksimal tetapi tetap menang, apa artinya? Mungkin seperti ini (menguap). Orang-orang hanya tertarik jika kita bisa tampil bagus dan bermain seperti kami berhadapan dengan Bayern dan Arsenal dan tim-tim hebat lainnya, selalu seperti itu.”

“Jika kami bisa mendekati mereka, lalu apa bedanya? Anda tidak bisa membedakan kami karena kami punya ide lebih baik atau sanggup menciptakan momen jenius. Untuk mewujudkan itu, Anda harus bekerja lebih keras dari yang lain.”

“Mungkin bukan catatan statistik paling penting, tetapi saya akan tersenyum lebar ketika membaca para pemain Borussia Dortmund berlari lebih jauh dari lawan. Anda bisa meraih rasa hormat dengan melakukan hal seperti itu dan Anda punya peluang meraih sukses lebih besar.”