Final dan Juara Piala Eropa 2016 jadi impian Timnas Islandia
news7up.com – Kemenangan Islandia atas Inggris membuat publik dunia teringat Leicester dengan kisah fairy tale yang menjadi juara EPL – LIga Primer Inggris. Namun, sejatinya mimpi Islandia dan publik dunia itu akan sulit terwujud. Pasalnya, EPL bukanlah bandingan Euro. Pun kekuatan Islandia tak sebanding dengan Prancis dan Jerman. Inggris yang ditaklukkan oleh Islandia hanyalah timnas memble dan papan bawah di Eropa, tidak seperti Timnas papan atas Jerman, Prancis atau Italia.
Baru beberapa pekan lalu Leicester City menjadi perbincangan dunia usai menjuarai Premier League 2015/2016. Kini Islandia berharap bisa mengikuti jejaknya. Leicester secara mengejutkan tampil sebagai juara Premier League 2015/2016, menghentikan dominasi tim-tim raksasa seperti Manchester City, Manchester United, atau Chelsea dalam beberapa musim sebelumnya. Hasil ini benar-benar di luar dugaan karena pada musim sebelumnya, Leicester nyaris terdegradasi dan menghabiskan sebagian besar waktu di posisi terendah.
Kisah ajaib Leicester, tim kecil dengan skuat apa adanya, dianggap bisa menginspirasi tim-tim lain untuk menjadi kejutan dan mendobrak hegemoni tim besar. Kini Islandia ada dalam jalur tersebut.
Tim arahan duet Lars Lagerback dan Heimir Hallgrimsson ini baru saja menjungkalkan Inggris di babak 16 besar Piala Eropa 2016. Sebelumnya mereka juga berhasil finis di depan Portugal dan Austria yang di atas kertas lebih kuat, pada fase grup.
“Saya sungguh ingin berbagai hal berakhir seperti yang mereka lakukan dengan Leicester. Mereka bermain dengan mengerahkan semua kekuatan dan kami sedang mencoba melakukan yang sama,” ujar Hallgrimsson dikutip Soccerway.
“Saya rasa ada semacam semangat yang sama di kedua tim ini. Kami sama-sama mau bekerja bersama-sama,” imbuhnya.
Di perempatfinal, Islandia akan menghadapi tantangan berat lainnya yakni Prancis dalam laga di Stade de France, Senin (4/7/2016) dinihari WIB. Meski punya impian bisa mengikuti jejak Leicester, Hallgrimsson juga mengakui bahwa terlepas dari hasil sejauh ini, kiprah Islandia sudah memicu perubahan.
“Saya rasa perhatian sudah berubah, saya sudah mengatakan itu sebelum capaian ini menempatkan sepakbola Islandia di standar yang lebih tinggi. Bukan cuma mengubah segala sesuatunya untuk para pemain di sini, tapi juga seluruh pesepakbola Islandia,” katanya.
“Ini seharusnya menguntungkan sepakbola Islandia secara keseluruhan. Mengalahkan Inggris sudah selalu ada dalam pikiran orang-orang Islandia, para pemain akan jadi pahlawan saat pulang,” demikian pria yang juga berprofesi sebagai dokter gigi ini.