oleh

Ini Penyebab TPO / Kepemilikan Pihak Ketiga Dilarang Di Dunia Bola

Kepemilikan pihak ketiga (Third-Party Ownership) dalam dunia transfer pesepak bola kembali mengemuka setelah pelatih tim nasional Inggris, Sam Allardyce, menjadi “sasaran” investigasi salah satu media Inggris terkait masalah tersebut.

Allardyce dikabarkan masih memberikan lampu hijau kepada beberapa pebisnis yang ingin bermain dalam urusan transfer pemain. Padahal,Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) sudah melarang sistem tersebut sejak musim 2008-2009.

Lantas, apa itu Third-Party Ownership (TPO) dan mengapa dilarang? Berikut ini kami akan mencoba merangkum penjelasannya:

TPO melibatkan pihak ketiga, bisa berupa perusahaan, agen, atau investor perorangan, yang dapat mengambil alih seluruh kepemilikan hak ekonomi seorang pemain.

Ini artinya, pihak ketiga tersebut memiliki peran lebih besar ketimbang klub tempat pemain bersangkutan berkarier. Pihak ketiga pun tentu saja akan mendapat keuntungan besar ketika sang pemain itu pindah ke klub lain.

Ilustrasi sederhananya seperti ini: Ada klub A yang memiliki 100 persen hak pemain Z. Kemudian, ada klub B yang ingin membeli pemain Z. Namun, karena tidak dapat membayar seluruh biaya yang diajukan klub A, klub B kemudian menggunakan pihak ketiga.

Pihak ketiga, yang biasanya merupakan perusahaan atau pebisnis dengan dana melimpah, lalu membeli seluruh hak ekonomi pemain Z dari klub A. Setelah itu, klub B dan pihak ketiga merekrut sang pemain dengan setengah harga dari biaya transfer.

Klub B dan pihak ketiga pun memiliki saham masing-masing 50 persen dari hak ekonomi pemain bersangkutan. Setelah itu, pihak ketiga biasanya bakal bergerak cepat mencari klub yang bersedia menampung pemain Z agar mendapatkan keuntungan.

Pemain Z kemudian bergabung dengan klub C—yang bersedia membayar penuh hak ekonomi pemain—bersama klub B, sedangkan pihak ketiga akan mendapatkan keuntungan dari upah (biasanya 20-30 persen) dari biaya transfer.

West Ham United pernah mendapat sanksi sebesar 5,5 juta pounds ketika merekrut Carlos Tevez dan Javier Mascherano pada musim 2006-2007. Dua pemain Argentina itu merapat ke West Ham dari klub Brasil, Corinthians.

Ketika itu, hak ekonomi Tevez dan Masherano dimiliki perusahaan asal London yang dipimpin agen bernama Kia Joorabchian. Meski TPO belum dilarang, West Ham dikabarkan sempat menyalahkan gunakan dokumen kepemilikan kedua pemain tersebut pada musim berikutnya

FA mencoret aturan kepemilikan pihak ketiga pada musim 2008-2009, kemudian diikuti FIFA pada Mei 2015. Peraturan tersebut dianggap mereka mencederai integritas persaingan klub dalam memperebutkan pemain-pemain potensial.