oleh

El Barca mengakui bermasalah di semua lini

Pasti lolos ke putaran kedua Liga Champions dengan status juara grup, ditambah jadi penguasa La Liga Spanyol dengan 40 poin dari kemungkinan 45, siapapun tidak akan berani menilai Barcelona sedang dilanda krisis.

Tetapi dua kekalahan beruntun dalam tempo lima hari sedikitnya telah mencoreng performa istimewa Barcelona musim ini. Dari bawah, retak-retak itu mulai naik ke permukaan dan sudah sepantasnya Gerardo Martino menambal dengan mendatangkan pemain baru di bulan Januari.

Daftar panjang cedera pemain jadi alasan kekalahan 2-1 dari Ajax Amsterdam di Liga Champions. Di akhir pertandingan cemas bukan pilihan kata bagi Azulgrana menyikapi kegagalan mengejutkan tersebut.

Meski demikian, pada saat itu Martino marah besar timnya tampil buruk di ibu kota Belanda dan menegaskan mereka harus memperlihatkan respon positif melawan Athletic Bilbao. Bos Argentina memastikan setiap pemainnya mengerti betul semua ucapan yang dikeluarkan soal performa di bawah standar dan mengutarakan keyakinan Azulgrana bakal bangkit di San Memes yang bakal dijadikan bukti episode di Amstedam hanyalah sebuah ‘kecelakaan’.

Apa yang terjadi kemudian? Kilat ternyata menyambar dua kali di tempat sama! Gol Barca di pertengahan pekan tercipta melalui titik putih dan di akhir pekan lalu raksasa Catalan gagal mencetak gol bahkan jarang mengancam. Neymar yang di awal musim begitu menjanjikan diharapkan terus berkembang sekaligus sanggup menutup lubang absennya Lionel Messi namun ternyata aksinya menurun seperti halnya rekannya yang lain. Barca kesulitan melawan tim yang mengandalkan kekuatan fisik.

Bintang Brasil ini dijatuhkan di luar kotak penalti oleh Ander Iturraspe dan Barca meminta wasit mengeluarkan gelandang Athletic. Tetapi juru adil hanya mengeluarkan kartu kuning yang membuat jajaran Catalan marah. “Wasit tidak melakukan pekerjaan dengan benar – seharusnya kartu merah,” klaim Sergio Busquets. Neymar hampir mencetak gol di babak pertama namun digagalkan Gorka Iraizoz, dan hingga akhir pertandingan mantan pemain Santos ini gagal menghadirkan kontribusi besar yang dibutuhkan tim.

Bukan malamnya Neymar | Bintang Brasil frustasi di hadapan Athletic Bilbao

Di sisi kanan, performa Alexis Sanchez pantas dilupakan sementara Cesc Fabregas sejauh ini memang kurang impresif, tetapi agar lebih fair bagi mantan idola di Emirates, Barca sebenarnya butuh ujung tombak, seorang penyerang sejati, yang justru tidak dimiliki.

Martino pastinya ingin membereskan masalah di bursa transfer Januari, tetapi masalah di lini depan bukan satu-satunya pekerjaan rumah pelatih berusia 51 ini. Di sektor gelandang, Xavi sering kehabisan tenaga ketika terlibat dalam pertarungan tempo tinggi, plus lini belakang Barca kerap menderita oleh performa agresif Athletic.

Gerrard Pique berada di posisi lemah saat gol tercipta sementara Javier Mascherano kali ini kesulitan menemukan performa terbaik. Di sektor full-back, Martin Montoya dan Adriano (pelapis Dani Alves dan Jordi Alba) masih kurang memuaskan hingga seiring berjalannya waktu, keputusan melepas Eric Abidal terasa menggelikan.

Kapten Carles Puyol belum kembali ke performa puncak, memang masih ada Marc Bartra yang terus berkembang tetapi dia juga kerepotan menghadapi lawan dengan andalan kekuatan fisik seperti Athletic. Dalam dua tahun terakhir, Barca butuh tambahan tenaga di sektor bek tengah, sekarang tidak ada alasan bagi mereka mengabaikan kenyataan ini di Januari nanti.

Absennya kiper utama Victor Valdes menghadirkan masalah lain, skuat Catalan harus mencari pengganti. Lebih cepat lebih baik mengingat kiper timnas Spanyol ini sudah mengungkapkan hasrat meninggalkan Camp Nou tahun depan. Kesepakatan dengan Marc-Andre Ter Stegen dan Pepe Reina dikabarkan sudah berada di tahap akhir namun kebutuhan kiper baru adalah puncak dari gunung es dari segudang masalah yang mendera klub.

El Barca punya bermasalah di semua sektor, Martino harus jeli melihat situasi ini dan bergerak cepat nan tepat di bursa transfer mendatang. Poin Barca bisa disamakan Atletico Madrid dan mereka hanya unggul tiga poin dari Real Madrid di La Liga. Belum lagi di putaran kedua Liga Champions, lawan yang lebih berat dari Ajax sudah menanti.

“Kami kalah karena mereka mencetak gol sementara kami tidak,” kata direktur olahraga Andoni Zubizarreta. Analisis seperti ini tidak akan membuat Barca lebih baik, begitu pula dengan sikap menyalahkan wasit. Sang penguaasa sementara La Liga harus melihat ke belakang, memperbaiki langkah keliru seiring dengan mendekatnya bursa transfer pemain musim dingin. Barca, sekarang saat tepat mengambil tindakan!