Thomas Tuchel sudah memimpin Chelsea melewati delapan pertandingan. Enam kemenangan diraih, dua sisanya berakhir imbang. Torehan ini cukup bagus untuk pelatih yang tiba di tengah musim.
Bukan hanya itu, yang juga perlu diperhatikan adalah skor akhir Chelsea pada delapan pertandingan tersebut. 6 laga di ajang Premier league, satu di FA Cup, dan satu lagi di Liga Champions.
Tercatat, Chelsea hanya kebobolan dua kali dari delapan pertandingan tersebut. Yani dalam kemenangan 2-1 atas Sheffield United dan di hasil imbang 1-1 dengan Southampton.
Ini merupakan catatan istimewa untuk ukuran pelatih baru yang datang dari luar Premier League. Chelsea di bawah Tuchel lebih tangguh dan lebih disiplin.
Saat masih dilatih Frank Lampard, Chelsea mengandalkan dominasi penguasaan bola. Awalnya pertahanan mereka cukup tangguh, tapi memburuk di bulan-bulan terakhir Lampard.
Bersama Tuchel, Chelsea masih mendominasi penguasaan bola, tapi gaya mainnya sedikit berbeda. Tuchel memilih formasi 3-4-3 yang ternyata cocok untuk pemain-pemain Chelsea.
Lalu mengapa Chelsea bisa bertahan dengan sangat baik? Yang perlu diperhatikan, Chelsea belum pernah memainkan taktik parkir bus sejauh ini, artinya mereka tidak bermain pasif.
Sebaliknya, Chelsea bertahan dengan menguasai bola. Aliran bola di lini tengah membuat lawan sulit menyerang. Singkatnya Chelsea telah mengembangkan sistem defensif yang rapi sebagai tim.
Gaya bertahan dengan penguasaan bola ini terbukti ampuh. Chelsea hanya menghadapi 34 tembakan sejak dilatih Chelsea, paling rendah di Premier League alam rentang waktu tersebut.
Kiper-kiper Chelsea pun hanya perlu membuat 9 penyelamatan, juga catatan terendah di Premier League. Mereka baru kebobolan dua kali di 6 laga liga, empat sisanya berhasil clean sheets.
Chelsea pun tidak hanya bertahan dengan baik. Tuchel membentuk tim yang agresif di depan. Meski belum maksimal, setidaknya Chelsea sudah mengalami perubahan penting dan terus berkembang lebih baik.