oleh

Transformasi Suat Serdar: Dari Pesakitan Jadi Pahlawan di Schalke 04

Kepergian Leon Goretzka di tahun 2018 membuat Schalke 04 harus bergerak cepat mencari penggantinya. Mereka berhasil mengamankan tanda tangan seorang gelandang muda bermana Suat Serdar yang pada saat itu membela klub Mainz 05.

Pemain berusia 22 tahun itu memang memiliki rekam jejak yang bagus saat di Mainz membuat ada banyak ekspektasi terhadapnya di skuat The Royal Blues. Namun musim perdananya tak ubahnya bagai bencana bagi karirnya.

Sang gelandang kesulitan untuk beradaptasi dengan permainan Schalke. Alhasil banyak yang meragukan kemampuannya dan beberapa bahkan melabelinya sebagai pembelian gagal.

Namun semua itu berubah sejak David Wagner diangkat menjadi pelatih kepala Schalke 04 di musim panas kemarin. Kehidupan Serdar bak berbalik 180 derajat dan menjadi rising star baru di skuat The Royal Blues.

Pada musim panas tahun 2018, kota Bingen am Rhein mengadakan pesta dadakan. Alasannya? Untuk merayakan transfer Suat Serdar ke Schalke; putra kota Hessian paling terkenal itu berlabuh dari tetangga sebelah, Mainz, ke jantung kota Ruhr yang berdetak kencang saat itu.

Georg Eifert, wakil kepala sepak bola remaja di Hassia Bingen, mengatakan bahwa Suat selalu menjadi yang terbaik dalam kelompok usianya. Dalam pertandingan U-9 bersama Mainz 05, Serdar begitu mendominasi dengan mengalahkan anak-anak dari akademi klub Bundesliga lainnya. Dengan Mainz ia juga menuju jalan kedewasaan yang cepat, lebih singkat dari rata-rata anak seumurannya.

Karena orang tuanya sibuk dengan pekerjaan, Serdar muda kelahiran 11 April 1997 tersebut tidak selalu dapat diantar oleh mereka dari Bingen ke Mainz yang berjarak sejauh 20 mil. Dan saat itu terjadi, ia memilih naik kereta. Mükkerem Serdar -saudara laki-lakinya- mengatakan bahwa semakin terbiasa mandiri pada usia dini membantu Suat menjadi orang yang membumi.

Hal tersebut tentu saja membantu mengembangkan dirinya menjadi sosok pekerja keras, dan membuatnya bersinar bersama tim muda Mainz dengan catatan 16 gol dan 11 assist dari 65 pertandingan; memberikan debut Bundesliga untuknya pada usia 18 tahun.

Tetapi hidup tak selamanya indah, rentetan cedera yang dialami Suat -dan klimaksnya saat cedera hamstring- membuat mantan direktur olahraga Mainz Christian Heidel mencoba memikatnya ke Schalke pada tahun 2018. Dan indah pada waktunya, sebagian besar dari kegemilangan Serdar pada musim 2019/20 dapat dipertanggung jawabkan kepada David Wagner, yang mendapat inspirasi dari mantan pelatih Chicago Bulls dan Los Angeles Lakers, Phil Jackson, dalam membantu memperbaiki kondisi pemain yang secara teratur terhambat oleh cedera untuk mengembalikan level kebugaran mereka.

Seorang pemain yang nyaman dalam penguasaan bola, dengan tingkat keberhasilan umpan yang mengesankan serta penglihatan tajam ke gawang lawan: Serdar melakukan apa yang juga dilakukan Goretzka.

Keduanya mendapatkan label “gelandang tengah penakluk”, kuat dan tangguh dalam tekel serta cepat -baik mental dan fisik- dalam mengalirkan bola dengan presisi penuh. Serdar dapat unggul sama baiknya di posisi nomor enam atau nomor sepuluh, meskipun lebih berbahaya saat diizinkan untuk bebas berkeliaran di daerah pertahanan lawan.

Serdar tidak melupakan akarnya: ketika Hassia Bingen mendapatkan promosi ke Oberliga divisi lima Jerman pada tahun 2018 dengan kemenangan 1-0 atas Sportfreunde Eisbachtal, gelandang tengah bernomor punggung delapan tersebut berada di antara para penggemar di stadion yang mendukung mereka pada hari itu.