www.news7up.com – Bek anyar FC Internazionale, Nemanja Vidic, kembali mencatatkan performa yang kurang memuaskan ketika tampil dalam laga lanjutan Serie A Italia, menghadapi Palermo dini hari tadi (22/9).
Eks kapten Manchester United tersebut melakukan blunder yang menyebabkan Palermo mampu mencetak gol cepat di pertandingan tersebut. Ia itu terlalu lama bermain-main di kotak penalti dan ketika memberikan backpass pada Samir Handanovic, Franco Vazquez memotongnya dan menceploskan bola ke gawang Inter.
Beruntung Mateo Kovacic kembali menampilkan kegemilangannya, pemain tim nasional Kroasia tersebut melakukan kombinasi satu dua dengan Pablo Osvaldo sebelum menempatkan bola ke sudut gawang Palermo dengan tenang sehingga skor berubah menjadi 1-1, dan bertahan hingga pertandingan usai.
Pelatih Walter Mazzarri sendiri mengatakan bahwa dirinya tidak akan menyalahkan sosok Vidic atas kegagalan Inter meraih poin penuh di Renzo Barbera.
“Kesalahan Vidic seperti bola yang melewati kedua kaki kiper – ini terjadi satu kali dalam 100 tahun,” ujar mantan pelatih Napoli tersebut kepada Sky Sport Italia. “Dia pemain yang sangat berpengalaman, tetapi hal ini bisa terjadi kepada siapa saja.”
Namun, seperti yang diketahui, kesalahan Vidic tidak terjadi pada laga ini saja. Pada debutnya di Serie A melawan Torino, pemain asal Serbia itu juga melakukan blunder ketika melakukan pelanggaran terhadap Fabio Quagliarella di kotak terlarang sehingga lawan mendapatkan hadiah penalti, beruntung eksekusi berhasil digagalkan oleh Handanovic.
Dan tidak itu saja, Vidic terpaksa menuntaskan pertandingan lebih dulu dari rekan-rekannya karena diganjar kartu merah oleh wasit. Ia dianggap melakukan penghinaan terhadap sang pengadil setelah ia melakukan tepuk tangan yang sarkasme.
Dua penampilan debut di Serie A yang berbuah blunder belum menggambarkan sosok Vidic yang sangat tangguh bersama Manchester United di Liga Primer Inggris selama delapan tahun terakhir, di mana ia menjadi salah satu palang pintu terbaik dunia bersama Rio Ferdinand.
Vidic sendiri juga mengakui bahwa dirinya masih beradaptasi dengan gaya main di kompetisi Serie A Italia, tetapi ia juga memastikan bahwa tidak akan merubah mentalitas juara yang dibawa dari klub sebelumnya.
“Tentu saja saya harus beradaptasi. Saya masih belajar bagaimana saya harus bermain di sepakbola Italia dan itu termasuk wasit,” ungkap Vidic.
“Bukan hanya wasit, tetapi juga bagaimana cara bermain di sini. Saya berbicara dengan klub dan mereka menjelaskan apa yang tidak boleh saya lakukan di sini dan apa yang membuat saya dihukum. Saya tidak ingin memberi resiko buruk di tim. Saya di sini untuk beraptasi, bukan untuk mengubah mentalitas.”
Beruntung, Vidic masih mampu menunjukkan kelasnya di kompetisi Eropa. Ia mampu mengantarkan La Beneamata meraih tiga clean sheet beruntun di ajang Liga Europa, yaitu ketika melibas Stjarnan di kualifikasi dengan agregat 9-0 (menang 3-0 saat tandang dan 6-0 di kandang).
Tengah pekan kemarin, Vidic juga mampu membantu Inter meraih kemenangan tipis 1-0 dalam laga pertama grup F Liga Europa ketika bertandang ke markas Dnipro. Satu-satunya gol Inter dicetak olehDanilo D’Ambrosio pada babak kedua.
Performa seperti itulah yang diharapkan bisa dibawa oleh Vidic ketika bertanding ke Serie A. Bagaimanapun juga, kehadirannya ke Giuseppe Meazza, selain untuk memperkokoh lini belakang, adalah untuk membagi pengalaman dengan bek-bek seperti Andrea Ranocchia dan Juan Jesus.
Dua pertandingan Serie A berikutnya melawan Atalanta dan Cagliari, Vidic berpeluang menjalani debut kandang melihat Mazzarri yang masih mempercayai pemain berusia 32 tahun tersebut. Namun, ia diharapkan sudah mampu membuktikan kualitasnya.
Bagaimanapun juga, Apabila sang ‘guru’ masih belajar, kapan dia bisa mengajari para ‘murid’nya?