oleh

5 Alasan Kenapa Premier League Masih Menjadi Nomor Satu di Indonesia

Tak terlalu sulit mencari alasan mengapa Premier League tetap jadi primadona di kalangan pencinta sepakbola di Indonesia. Liga paling elit di Inggris ini kerap jadi trending topic di berbagai media sosial yang ada di Tanah Air. Informasi terkait hak siar televisi di sini saja gaungnya bahkan melebihi kasus perceraian selebriti tenar. Terkadang, tayangan ulang laga dua tim papan tengah masih menarik untuk ditonton.

Ya, Premier League seakan jadi candu bagi penikmat sepakbola di Indonesia. Ada banyak faktor yang membuat liga ini punya ketertarikan tersendiri yang sangat masif. Musim 2016/17, kehadiran pemain dengan dana transfer termahal sepanjang sejarah, Paul Pogba ke Manchester United, tentu bakal amat dinantikan. Belum lagi drama di pinggir lapangan ala Jose Mourinho. Itu baru satu tim. Bagaimana dengan lainnya? Inilah alasan yang membuat liga terboros di dunia ini, tetap menjadi yang nomor satu di tanah air..

1. Kuasai Bursa Transfer Pemain

Dalam satu dekade terakhir, tim-tim Premier League tercatat jadi yang paling aktif dalam hal transfer pemain. Pada daftar lima besar klub terboros yang dilansir dari Transfermarkt, empat klub EPL mengepung Real Madrid. Tak terkecuali dengan musim ini. Menariknya meski memecahkan rekor transfer pemain termahal lewat Pogba, tim asuhan Jose Mourinho tersebut bukanlah tim yang paling loyal dalam hal menghamburkan uang sejauh ini.

Adalah tetangganya, Manchester City jadi yang terboros dengan hampir €195 juta, lebih banyak €10 juta dari the Red Devils di urutan kedua. Para pemain yang bersinar di liga lain semisal Nolito dan Leroy Sane akan unjuk gigi bersama The Citizens musim ini, ditambah bek andalan Everton, John Stones yang direkrut lebih dari €50 juta. Tak hanya tim papan atas, klub promosi yakni, Middlesbrough, Hull City, dan Burnley juga tak sungkan untuk berbondong-bondong belanja pemain.

2. Tempo Tinggi, Drama Bertebaran

Satu yang membuat setiap pertandingan Premier League seru dan menarik adalah gaya permainan yang diterapkan oleh setiap tim. Dengan permainan yang dasar mereka kick and rush, pertarungan dengan tempo tinggi hampir selalu diperagakan oleh tiap tim di Inggris. Permainan dari kaki ke kaki menjadi jaminan anti kantuk bagi para penontonnya, kecuali parkir bus Chelsea era Mourinho atau penguasaan bola berlebihan ala Louis van Gaal di Manchester United dalam dua tahun terakhir.

Imbas dari permainan cepat, wasit juga harus sigap memantau jalannya laga. Pasalnya, tempo cepat tak jarang menghadirkan pertarungan keras lewat duel dan bentrok yang tak hanya melibatkan para pemain di lapangan, melainkan juga friksi kedua manajer di bangku cadangan. Musim ini, persaingan Mourinho dengan Wenger di Arsenal berlanjut dan berpotensi melebar seiring kehadiran Pep Guardiola di Manchester City.

3. Siapapun Bisa Jadi Juara

Gelar yang diraih oleh Leicester City musim lalu atau Liverpool yang nyaris juara pada 2013/14 menandakan terbukanya persaingan di papan atas Premier League. Fakta ini sangat berkaitan erat dengan begitu banyak hasil pertandingan yang berada di luar nalar para pecinta sepakbola di seluruh dunia. Seringkali terjadi kejutan setiap pekannya: Tak ada jaminan tim yang tengah berada di puncak klasemen menang atas klub penghuni zona degradasi atau juru kunci sekalipun.

Menilik lebih jauh, tim juara Premier League selalu berbeda dalam lima tahun terakhir. Sejak berakhirnya era Sir Alex Ferguson yang fenomenal dan tanpa saingan di Manchester United, dinamika perseteruan tim papan atas semakin beragam, belum lagi rezim yang bisa berubah kapan saja. Siapa sangka juara bertahan, Chelsea, malah terseok dan nyaris menyentuh jurang degradasi musim lalu. Jadi, siapa yang akan juara musim ini?

4. Hiburan Sepanjang Tahun

Satu keunggulan Premier League untuk penonton –sekaligus kerugian bagi pemain- adalah, tak dikenalnya libur musim dingin atau winter break. Sebaliknya, tim-tim asal Inggris bakal menjalani periode sibuk pada bulan Desember hingga awal tahun baru. Bahkan sehari setelah Hari Raya Natal, semua tim bertanding pada Boxing Day. Saat tim-tim liga lain memilih untuk berjemur di negara beriklim tropis, 20 tim di Premier League akan bertarung melawan 11 pemain lawannya plus cuaca dingin ala Inggris yang dikenal sangat kejam.

Memang, tim-tim Premier League punya satu agenda tambahan ketimbang klub di liga lainnya, yaitu tambahan dua turnamen lain, Piala FA dan Piala Liga Inggris, selain itu beberapa tim juga harus bermain di kompetisi Eropa seperti Liga Champions dan Liga Europa. Satu yang menarik disimak adalah kejelian para manajer untuk mengatur komposisi tim agar selalu siap tempur meski terkadang harus bermain tiga kali dalam satu pekan. Gila bukan?

5. Fans yang Sangat Bergairah

Tidak ada yang meragukan gairah suporter tim Premier League: Chelsea dengan bendera, Manchester United lewat mosaik raksasanya, dan Liverpool berkat suara nyaring tribun The Kop-nya. Berbagai kejadian dan ekspresi menarik di tribun yang disajikan apik oleh televisi juga membuat suporter di Indonesia semakin terhibur dan terinspirasi.

Mulai pekan ini, aktivitas nonton bareng akan kembali bergulir. Berbagai atribut pendukung kembali disiapkan dari sekadar syal hingga topi unik. Setiap weekend bakal jadi pemandangan lazim bagi kita untuk bertemu dengan para suporter klub Premier League di Tanah Air yang memadati venue mulai dari warung kopi, kafe perlente, hingga stadion nasional! Selamat datang Premier League!