oleh

Kekompakan Akan Jadi Senjata Utama Tim Indonesia di Homeless World Cup

Bonsu Hasibuan (detiksport/lucas)Beritabola.com Jakarta – Tim Homeless World Cup Indonesia punya satu modal penting untuk berlaga di Polandia. Pelatih tim, Bonsu Hasibuan, menyebut kekompakan sebagai senjata utama para pemain.

Sebanyak delapan orang berhasil disaring dari turnamen bertajuk League of Change pada 10-12 Maret lalu untuk menjadi wakil di ajang Homeless World Cup yang tahun akan berlangsung di Poznan, Polandia, pada 11-18 Agustus mendatang.

Delapan orang itu merupakan hasil penyaringan lagi dari 16 pemain pilihan dari turnamen yang digagas oleh Rumah Cemara dan berlangsung di Bandung.

“Delapan orang itu merupakan hasil seleksi dari saringan turnamen lewat interview, seleksi lewat latihan fisik, penilaian karakter, serta teamwork,” jelas manajer tim, Kheista Leony Christanti, kepada detikSport di Kantor Kemenpora, Rabu (31/7/2013).

Dengan latar belakang dan asal daerah yang beragam, Bonsu mengaku bahwa dirinya sempat kesusahan untuk menyatukan ego-ego yang ada dalam tim besutannya.

Kendati begitu, Bonzu yang merupakan eks pelatih dan pemain salah satu klub Liga Futsal Indonesia yang kini sudah pailit, Biangbola, punya trik tersendiri agar para pemainnya bisa bekerja sama.

“Awalnya sering ada konflik, apalagi saat masih ada penciutan dari 16 pemain menjadi 8 orang. Tapi, saya punya cara untuk menyatukan mereka dengan mengadakan sesi bincang-bincang selama pemusatan latihan,” kata Bonsu.

“Dari situ saya bisa mengenal karakter mereka, unek-unek, serta pekembangan, dan mereka juga bisa mengenal rekan-rekan satu timnya,” tambahnya.

Bonsu menambahkan bahwa kerja sama tim itu, saat ini malah menjadi kekuatan utama dari tim Indonesia tahun ini.

“Jika dibandingkan dengan tim-tim sebelumnya, tim tahun ini merupakan yang terkuat. Bukan soal skill, tapi kerja sama tim serta keunggulan dalam hal fisik,” ungkap Bonsu yang tahun lalu di Mexico City bermain sebagai kapten merangkap pelatih.

Tak hanya membahas persiapan tim, Bonsu juga mengungkapkan alasannya mau menjadi relawan pelatih untuk tim Homeless World Cup dua tahun berturut-turut.

“Sebelum menjadi pemain profesional, saya dulu pernah merasakan bagaimana menjadi seorang homeless. Oleh karena itu, saya dengan suka rela mau membantu persiapan tim ini. Saya hanya mau berbagi,” ungkapnya.

Tim Homeless World Cup Indonesia akan bertolak ke Polandia pada 8 Agustus dinihari mendatang. Rincian kontingen itu terdiri dari 8 orang pemain, masing-masing seorang pelatih dan manajer, 2 ofisial tim, serta 2 orang perwakilan Kemenpora.
(dtc/cas) Sumber: detiksport